Sabtu, 12 Maret 2011

Nasib 10 Perawat Asal Indonesia di Aomori Belum Jelas

JAKARTA, TRIBUN - Sebanyak 10 orang Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja sebagai perawat di Prefektur Aomori, Jepang, belum diketahui nasibnya pasca-tsunami dahsyat melanda kawasan itu usai gempa 8,9 SR, Jumat (11/3/2011).

Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Haposan Saragih mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa menghubungi ke-10 orang tersebut. Mereka tercatat dalam program Goverment to Goverment.

Menurut Haposan, BNP2TKI telah menempatkan sebanyak 25 TKI yang menjadi perawat dan pengasuh jompo di empat wilayah terparah bencana di Jepang yaitu Prefektur Miyagi, Prefektur Iwate, Prefektur Aomori, dan Prefektur Fukushima.

"Dari empat wilayah merah tersebut kami mencatat ada 25 TKI program G to G BNP2TKI yang ditempatkan di sana. Saat ini, sebanyak 15 orang dari tiga wilayah sudah diketahui keadaannya, namun 10 orang lainnya yang ditempatkan di Aomori belum diketahui keadaannya," ujar Haposan Saragih seperti dilansir Tribunnews, Minggu (13/3/2011).

Dijelaskan, 10 orang tersebut sulit dilacak keberadaannya karena jalur komunikasi terganggu akibat gempa. "Kami kesulitan mengontak mereka dan mencari tahu keadaan mereka lantaran proses telekomunikasi susah dilakukan. WNI lain saat ini diketahui selamat dan sebagian masih mendapatkan perawatan di daerah masing-masing. Sepuluh orang di Aomori yang belum diketahui. Mereka itu hanya WNI yang tercatat dalam program G to G saja. WNI lainnya saya tidak tahu," ujar Haposan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar